Saga Messi dan Urgensi Sebuah Regenerasi
Dalam beberapa minggu paling akhir, Barcelona diguncang gagasan kepergian Lionel Messi. Kapten team Catalan ini ingin pergi, sesudah pelatih Ronald Koeman merencanakan batasi kelebihan si bintang di team.
Sudah diketahui, semasa tahun-tahun ini, posisi si Argentino seperti tidak tersentuh. Dia seperti jadi "patron" team, sebab terkadang turut mereferensikan pemain atau pelatih buat team, seperti waktu Barcelona mengambil pelatih Gerardo Martino (Argentina) musim 2013/2014.
Sebelum Koeman tiba, kapten Tim nasional Argentina ini pernah mereferensikan nama Marcelo Bielsa. Bertepatan, bekas pelatih Tim nasional Argentina ini barusan sukses mempromokan Leeds United ke kelas paling tinggi Liga Inggris, melalui style main agresif yang menjadi ciri uniknya.
Menciptakan Rasa Nyaman Bermain Slot Online |
Bila lihat semua andilnya, Sang Kutu memang wajar mendapatkan previlese. Bagaimana juga, catatan 600 gol bertambah serta jejeran piala yang dia persembahkan untuk Blaugrana memang tidak dapat dibantah. Ditambah lagi, dianya ialah alumnus akademi La Masia.
Jadi, bila dia putuskan ingin pergi, ini ialah pukulan keras pada jati diri club. Tidak bingung, supporter Barcelona pernah lakukan demonstrasi di muka Estadio Nou Camp, selekasnya sesudah kabar ini menyebar.
Tetapi, apakah yang dapat diinginkan Messi, bila club tempatnya bernaung tidak lagi nyaman seperti di dalam rumah sendiri? Jelas, pergi jadi pilihan paling logis.
Pilihannya juga menarik: bereuni dengan Pep Guardiola di Manchester City, membuat duet maut bersama-sama Cristiano Ronaldo di Juventus, jadi simbol di Internazionale Milan, atau membuat trio maut bersama-sama Neymar serta Kylian Mbappe di PSG.
Dengan populeritas globalnya, Leo pasti diterima dimanapun dia pergi. Walau telah berumur 33 tahun, kekuatan tehnis serta populeritasnya masih susah ditangkis club mana saja.
Bila dia pergi, ini jadi satu kerugian besar, tidak saja buat Barca, tetapi La Liga Spanyol pada umumnya. Bagaimana juga, pemain kidal ini ialah figur ikonik yang susah dicari bandingannya.
Tetapi, bila lihat keadaan club, ini cuma manuver Messi untuk "memaksakan" Josep Maria Bartomeu mundur dari kedudukan presiden club. Memang, di bawah komando pria berkacamata ini, manajemen Barca sering lakukan transfer blunder serta tidak punyai kebijaksanaan yang pasti.
Jadi, ketidakberhasilan Barca musim ini, dengan kekalahan 2-8 atas Bayern Munich di Liga Champions untuk klimaksnya, hanya titik kulminasi dari semua kericuhan yang telah ada lama. Barca memang pernah mengeluarkan Ernesto Valverde, tetapi mengubahnya dengan pelatih sekelas Quique Setien jelas manuver cemas.